Jumat, 09 September 2011

Menganti Tak Kalah Elok dari Pantai Kuta

Kebumen bagian selatan masih meyimpan banyak pesona. Lokasinya yang agak sulit dijangkau karena prasarana kurang dan jalanan yang naik turun dan beriku-liku, membuat alam seindah ini kurang dikunjungi oleh pengunjung.

Salah satunya adalah Pantai Menganti di kawasan 7 Km dari Pantai Ayah, yang baru saja tempat untuk lomba memancing tingkat Jawa Tengah/Nasional, karena karang terjal dengan bukit yang keperak-perakan serta pasir putih yang menawan. Ditemani Pantai Tanjungbata yang membentang datar dekat begitu indahnya. Panorama alam pantai yang menawan. Kerasnya ombak Pantai Selatan tidak menggoyahkan tebing karang yang tegar. Bentuk karang laut inilah yang membuat pantai ini disebut Tanjungbata karena bentuknya yang mirip batu bata raksasa. Bila anda pernah datang ke Pantai Kuta Bali, maka anda akan merasakan kekaguman yang sama saat melihat Pantai Pasir Putih Menganti. Ombak yang tidak terlalu keras membuat obyek wisata ini sangat menarik sebagai lokasi santai sambil bermain di pantai pasir putih yang lembut.

Selain berpasir putih, pantai di daerah perbukitan itu juga menyimpan banyak terumbu karang serta gua. Salah satu gua yang berada di bibir pantai itu, konon sebagai petilasan salah satu wali bernama Maulana Malik Ibrahim. Suasana eksotis kian memikat dengan budaya masyarakat setempat. Ada berbagai kesenian lokal seperti ebeg, tayub, jam janeng, dan lain-lain. Sejumlah kesenian tersebut ditampilkan saat peresmian objek wisata Wana Bahari Menganti pada 23 Juli silam.

Selain dikembangkan sebagai wisata Wana Bahari, Menganti yang lekat dengan perjalanan wali itu juga pas untuk wisata budaya dan religi. Olahraga air maupun darat pun memikat, seperti selancar dan voli pantai. Di Menganti juga pilihan tepat bagi yang hobi memancing dan berpetualang.

Ketua Centra Java Surfing Club (CJSC), Ahmad Faizun mengatakan, Menganti merupakan objek wisata yang eksklusif. Pada saat peresmian objek wisata tersebut, pihaknya menggelar lomba selancar. Antusias peserta cukup besar untuk mengikuti kegiatan yang baru kali pertama berlangsung di Kebumen tersebut. Lomba itu juga diisi penampilan peselancar dari Mentawai.

Bupati Kebumen H Buyar Winarso SE pun mengakui keistimewaan Menganti, yakni memiliki ruh (daya tarik tersendiri). Kendati diresmikan belakangan, bukan mustahil pantai tersebut kelak bakal menjadi primadona wisatawan.

Kabupaten Kebumen menjadi tuan rumah kejuaraan selancar tingkat nasional. Kejurnas selancar yang diikuti oleh sekitar 50 peselancar di tingkat nasional maupun Asean akan digelar Pantai Menganti di Kecamatan Ayah, Sabtu (23/7) hingga Minggu (24/7).

Sejak Jumat (22/7), para peselancar yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia seperti Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali telah berdatangan. Mereka juga telah menjajal tingginya ombak dan angin Pantai Menganti yang akan menjadi tempat berlangsungnya kejuaraan.

Menurut sejumlah atlet, Pantai Menganti memiliki karakteristik yang unik. Ombaknya yang cukup besar dan karang menjadi tantangan tersendiri bagi para atlet. Namun pesona keindahan pantai yang berpasir putih itu tidak kalah jika dibandingkan dengan pantai-pantai yang sudah tersohor di Indonesia.

"Ombaknya besar, tingkat kesulitannya juga cukup tinggi, batu-batu karang menjadi adu nyali tersendiri,” ujar Cakra salah satu peselancar asal Jawa Barat, di sela-sela latihan.

Dengan digelarnya kejurnas selancar di Kabupaten Kebumen, diharapkan akan muncul peselancar asal kabupaten ini. Maklum selama ini Kebumen belum memiliki atlit peselancar, padahal Pantai Menganti sangat tepat dijadikan arena selancar.

Investasi di Pantai ini merupakan tantangan bagi investor yang berminat mengembangkannya. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kebumen, Drs Hery Setyanto berharap agar objek wisata yang dikelola Pemkab itu bisa diambilalih pihak ketiga. Seperti Pantai Petanahan, Suwuk, Karangbolong, Logending, Goa Jatijajar, Goa Petruk, Pemandian Air Panas Krakal dan Waduk Wadaslintang dan Sempor.

Kerja sama dengan investor itu, lanjut Hery, baru saja diterapkan di Sempor. Selain agar penanganannya lebih optimal, cara tersebut juga untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Target pendapatan tahun 2011 untuk sektor pariwisata sebesar Rp 3,4 miliar. Menjelang Lebaran, pendapatan baru mencapai 30 persen dari target yang telah ditentukkan. Namun Hery optimistis bisa tercapai target tersebut hingga akhir tahun.

Dalam menggenjot pendapatan, pihaknya juga mengenakan tarif baru. Di Logending, yang sebelumnya hanya Rp 3 ribu per orang menjadi Rp 4 ribu orang. Sedangkan untuk objek wisata yang dikelola desa, di antaranya Menganti, Rp 2 ribu per orang.

Anggota Komisi C DPRD Kebumen, Yuniarti Widayaningsih SE meminta agar pengembangan objek wisata itu juga dibarengi dengan peningkatan sarana dan prasarana. Termasuk pemeliharaannnya. Tanpa ada sentuhan dan tambahan fasilitas, tentu pengujung bisa kecewa. Dia menegaskan, hal itu menjadi tanggung jawab pemkab untuk terus mendorong dinas lebih kreatif. Bahkan bila dikelola pihak ketiga, diharapkan lebih piawai lagi dalam mempromosikan, menambah fasilitas, dan terus melakukan inovasi wisata supaya potensi keindahan alam pantai selatan Kebumen itu makin dikenal.



sumber:

blogger.com

detik.com

vivanews.com

suaramerdeka.com

suaramerdeka.com